Sabtu, 04 April 2015

PEMBUATAN BRIKET ARANG KAYU



I.                   LATAR BELAKANG
             Energi merupakan suatu kompenen kebutuhan hidup yang sangat penting. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah kebentuk lain yang lebih bermanfaat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti halnya pemanfaatan Minyak bumi dan gas alam sebagai penghasil energi. Terutama negara-negara yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar perindustriannya.
             Hal tersebut merupakan masalah besar yang dihadapi manusia dewasa ini. Karena benda tersebut tidak dapat diperbaharui lagi penggunaannya, dan persediaannya makin menipis.
Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, tanpa memperhitungkan sumber cadangan minyak bumi yang tersisa, maka manusia akan kekurangan sumber energi tersebut. Akibatnya manusia akan kesulitan mendapatkan barang tambang minyak bumi.
             Oleh karena itu perlu dipikirkan bahan alternatif baru penghasil energi kalor yang lain. Pemanfaatan bahan organik sebagi pengganti penghasil kalor merupakan hal yang tepat. Karena bahan organik dipastikan selalu dapat diproduksi ulang oleh manusia.
Di Indonesia banyak terdapat pohon dan limbah hasil pembakaran pohon.  apabila limbah kayu         tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kalor, maka kalangan masyarakat luas dapat lebih menghemat penggunaan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan bakar.
Menanggapi hal itu kita mencoba untuk mengolah limbah kayu tersebut menjadi sumber energi kalor pengganti kerosin / minyak tanah yang berdaya guna. Dari hasil telaah pustaka dan pengamatan yang kami lakukan bertujuan untuk memanfaatkan arang kayu sebagai energi kalor dalam bentuk briket bioarang dari bahan tersebut.
               Briket sensiri adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
             Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1] Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
 
II.                MANFAAT BRIKET ARANG KAYU
·         Menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan.
·         Menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.
·         Menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara.
·         Mengurangi pencemaran polusi akibat minyak bumi.

III.             BAHAN DAN ALAT
a)      Arang Kayu
Arang kayu disini berfungsi sebagai bahan utama pembuatan briket arang
b)      Tepung Kanji
Tepung kanji berfungsi sebagai lem kanji untuk perekat arang kayu

a)      Alat Pencetak briket
Alat pencetak terbuat dari paralon dengan diameter kurang lebih 5 cm

b)      Wadah Arang
Wadah arang berfungsi untuk menampunag arang yang sudah di saring dan di dapatkan arang halus.

c)      Saringan
Saringan berfungsi untuk menyaring arang yang telah di tumbuk lembut.

d)     Palu
Palu berfungsi untuk menumbuk arang yang masih kasar.
e)      Wadah Kanji
Wadah kanji berfungsi untuk tempat pembuatan lem kanji

I.                   PROSES PEMBUATAN
a.)    Pertama adalah peleburan arang kasar menjadi arang halus, dengan cara memasukan arang kasar pada suatau karung kemudian di tumbuk hingga halus.
b.)    Kedua adalah penyaringan arang kasar. Untuk mendapatkan arang halus agar bahan lebih kuat dan padat.
c.)    Setelah semua arang tersaring dan kita dapatkan ukuran arang yang halus, Selanjutnya adalah pembuatan lem kanji dengan menggunakan tepung kanji dan air panas. Pencampuran dapat dilakukan di sebuah wada dengan berbandingan 3 : 1.
d.)   Ke empat adalah pencampuran lem kanji dengan arang hasil ayakan. Perbandingan antara lem kanji dan arang adalah 2 : 5 .Aduk merata hingga bahan arang tercampur dengan lem kanji dan tektur menjadi lebih pulen dan lengket.
e.)    Setelah tercampur merata selanjutnya adalah Pencetakan adonan arang dengan alat cetak yang terbuat dari paralon berdiameter kurang lebih dari 5 cm.
f.)     Terakhir adalah pengeluaran briket dari cetakan dan pengeringan briket. Pada tahap pengeringan ini briket terlebih dahulu dikeringkan di suhu ruangan,, setelah itu baru menggunakan panas matahari

II.                ANALISA
         Dari percobaan yang kami lakukan dalam membuat briket arang kayu, kami melakukan beberapa kali kesalahan dalam pencampuran bahan antara bahan arang halus dan lem kanji. Pada percobaan pertama hasil yang di dapat masih jauh dari yang kami harapkan, bentuk briket masih lembek dan berair. Pada percobaan kedua ada perbedaan briket, yang pada awalnya bertekstur lembek menjadi lebih kering ini di karenakan pencampuran arangnya terlalu banyak. Pada percobaan ketiga kami menambah perbandingan lem kanji dan arang hasil yang di dapatkan lebih halus dan lebiih padat.

III.             KESIMPULAN
        Kesimpulan yang di dapat dari pembuatan briket arang kayu ini adalah pencampuran perbandingan antara arang dan lem kanji adalah 5 : 2 untuk mendapatkan briket yang halus dan padat, selain itu pengeringa dari briket itu sendiri harus diperhatikan dengan benar, pengeringan pertama adalah menggunakan suhu ruangan agar briket tidak mudah pecah. Fungsi dari briket arang ini adalah sebagai energi alternative pengganti minyak tanah atau sejenisnya.
 



2 komentar:

Unknown at: 14 November 2018 pukul 04.32 mengatakan...

Ada ngk hitungannya?

Soalnya pasti pake volume atau sebagainya

Unknown at: 29 Maret 2019 pukul 19.45 mengatakan...

kak kalau gak jadi setelah pengeringan kenapa kak?

Posting Komentar

Artikel Lainya