Rabu, 15 April 2015

PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN JENIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE “SAVONIUS TASV”






KELOMPOK 2

DANDI FATHUR ROHIM (130431100041)

M FIQRI (130431100078)

GHONI ISWANDI (140431100111)

MOHAMMAD SOFI (140431100137)



11. GAMBAR DESAIN




22. ALAT DAN BAHAN

·         Paralon

·         Mika

·         Kabel

·         Motor DC

·         Lampu LED

·         Keeping CD

·         T – Shock

·         Terminal



33. PRINSP KERJA

Prinsip kerja dari Prototype pembangkit listrik tenaga Angin jenis Turbin Angin Sumbu Vertikal tipe Savonius Tasv adalah sama dengan pembangkit tenaga angin yang lainya hanya saja bentuk dari turbin angin yang berbeda. Pada prototype ini bentuk turbin yang digunakan berbentuk setengah lingkaran dengan kombinasi sumbu putaran di tengah.


 










Sabtu, 04 April 2015

PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI




KELOMPOK 4

Dandi Fathur Rohim (130431100041)
M. Fiqri (130431100078)
Ghoni Iswandi (140431100111)
M Sofi (140431100137)



1.      Siapkan Alat dan bahan
a)      Kaleng Bekas

 b)      Plastik
c)      T shock
d)     Shock Kecil
 e)      Klem
f)       Kran Kompresor
g)      Selang
h)      Lem Bakar
 
  i)        Cutter
j)        Kunci 12
k)      Lem Paralon
l)        Obeng
 m)    Palu
n)      Kotoran Sapi
o)      Air
p)      Wadah Tempat Kotoran

2.      Proses pembuatan
Dalam pembuatan prototype biogas kali ini kita akan membuat 2 jenis biogas yakni biogas dengan penyimpan gas diluar dan biogas dengan penyimpan di luar
a.       Pertama adalah siapkan alat dan bahan yang telah di sebutkan diatas
b.      Kedua membuat lubang pada tutup kaleng menggunakan palu dan pakuyang nantinya sebagai tempat pipa shock dan juga berfungsi sebagai penyambung antara kaleng dengan selang.
c.       Setelah tutup kaleng terlubangi selanjutnya adalah penyambungan pipa shock dengan tutup kaleng menggunakan lem bakar, selain berfungsi sebagai lem, lem bakar juga berfungsi untuk menutupi lubang agar gas tidak bocor.
d.      Selanjutnya adalah pemotongan selang menjadi 3 bagian dengan ukuran masing – masing 50 cm.
e.       Kemudian selanjutnya adalah pemasangan selang dengan T shock maupun shock pipa lurus menggunakan lem paralon dan lem bakar.
f.       Selanjutnya adalah merangkai selang, Shock paralon dan tutup kaleng hingga seperti pada gambar berikut ini.
g.      Kemudian selanjutnya adalah pelapisan solatip putih pada kran dan sekaligus pemaangan kran dengan selang.
h.      Di ujung selang satunya di pasang plastic putih yang telah kita siapkan dengan menggunakan solasi hitam
i.        Setelah itu rangkai semua hingga seperti gambar di bawah ini.
j.        Untuk pembuatan biogas dengan gas di dalam reactor pertama potong pantil ban sepeda motor dan ambil besi panntilnya saja
k.    Kemudian buat lubang pada tutup kaleng seperti proses diatas
l.        Jika sudah terlubangi maka selanjutnya adalah pemasangan pantil dengan tutup kaleng.
m.    Kencangkan mur pantil menggunakan kunci 12.
n.      Beri tanmabahan lem bakar di bagian bawah
o.      Dan pasang tutup pada kaleng.
p.      Maka 2 jenis reactor biogas sudah selesai.
q.      Selanjutnya adalah pembuatan bahan utama yakni menggunakan kotoran sapi dan air sebagai pencampurannya, perbandingannya adalah 1 : 1. Kemudian campur dan aduk hingga merata hingga campuran terasa mencair.
r.        Setelah bahan utama selesai maka selanjutnya adalah penuangan bahan ke dalam kaleng biogas, sisa ruang yang di sisakan adalah ¾ dari kaleng tersebut.
s.       Setelah itu tutup kaleng dan lapisi dengan lakban hitam agar tidak ada gas yang cela untuk gas kluar dari kaleng.
 t.        Dan terakhir adalah simpan hingga 1 sampai 2 minggu di tempat yang aman. Dan tunggu hingga gas metana keluar dari biogas yang kita buat.
3.      Kesimpulan
Dari pembuatan biogas diatas dapat disimpulkan bahwa pencampuran antara air dan kotoran sangat menentukan akan keberhasilan biogas yang akan kita buat, jika terlalu banyak air maka gas yang dihasilkan tidak akan sempurna namun jika teralalu banyak kotoran bahan gasa akan mongering, perbandingan 1:1 adalah perbandingan yang dapat di terapkan dalam pembuata biogas.

PEMBUATAN BRIKET ARANG KAYU



I.                   LATAR BELAKANG
             Energi merupakan suatu kompenen kebutuhan hidup yang sangat penting. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan melainkan hanya dapat diubah kebentuk lain yang lebih bermanfaat guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seperti halnya pemanfaatan Minyak bumi dan gas alam sebagai penghasil energi. Terutama negara-negara yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar perindustriannya.
             Hal tersebut merupakan masalah besar yang dihadapi manusia dewasa ini. Karena benda tersebut tidak dapat diperbaharui lagi penggunaannya, dan persediaannya makin menipis.
Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, tanpa memperhitungkan sumber cadangan minyak bumi yang tersisa, maka manusia akan kekurangan sumber energi tersebut. Akibatnya manusia akan kesulitan mendapatkan barang tambang minyak bumi.
             Oleh karena itu perlu dipikirkan bahan alternatif baru penghasil energi kalor yang lain. Pemanfaatan bahan organik sebagi pengganti penghasil kalor merupakan hal yang tepat. Karena bahan organik dipastikan selalu dapat diproduksi ulang oleh manusia.
Di Indonesia banyak terdapat pohon dan limbah hasil pembakaran pohon.  apabila limbah kayu         tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kalor, maka kalangan masyarakat luas dapat lebih menghemat penggunaan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan bakar.
Menanggapi hal itu kita mencoba untuk mengolah limbah kayu tersebut menjadi sumber energi kalor pengganti kerosin / minyak tanah yang berdaya guna. Dari hasil telaah pustaka dan pengamatan yang kami lakukan bertujuan untuk memanfaatkan arang kayu sebagai energi kalor dalam bentuk briket bioarang dari bahan tersebut.
               Briket sensiri adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa.
             Antara tahun 2008-2012, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.[1] Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
 
II.                MANFAAT BRIKET ARANG KAYU
·         Menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan.
·         Menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.
·         Menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara.
·         Mengurangi pencemaran polusi akibat minyak bumi.

III.             BAHAN DAN ALAT
a)      Arang Kayu
Arang kayu disini berfungsi sebagai bahan utama pembuatan briket arang
b)      Tepung Kanji
Tepung kanji berfungsi sebagai lem kanji untuk perekat arang kayu

a)      Alat Pencetak briket
Alat pencetak terbuat dari paralon dengan diameter kurang lebih 5 cm

b)      Wadah Arang
Wadah arang berfungsi untuk menampunag arang yang sudah di saring dan di dapatkan arang halus.

c)      Saringan
Saringan berfungsi untuk menyaring arang yang telah di tumbuk lembut.

d)     Palu
Palu berfungsi untuk menumbuk arang yang masih kasar.
e)      Wadah Kanji
Wadah kanji berfungsi untuk tempat pembuatan lem kanji

I.                   PROSES PEMBUATAN
a.)    Pertama adalah peleburan arang kasar menjadi arang halus, dengan cara memasukan arang kasar pada suatau karung kemudian di tumbuk hingga halus.
b.)    Kedua adalah penyaringan arang kasar. Untuk mendapatkan arang halus agar bahan lebih kuat dan padat.
c.)    Setelah semua arang tersaring dan kita dapatkan ukuran arang yang halus, Selanjutnya adalah pembuatan lem kanji dengan menggunakan tepung kanji dan air panas. Pencampuran dapat dilakukan di sebuah wada dengan berbandingan 3 : 1.
d.)   Ke empat adalah pencampuran lem kanji dengan arang hasil ayakan. Perbandingan antara lem kanji dan arang adalah 2 : 5 .Aduk merata hingga bahan arang tercampur dengan lem kanji dan tektur menjadi lebih pulen dan lengket.
e.)    Setelah tercampur merata selanjutnya adalah Pencetakan adonan arang dengan alat cetak yang terbuat dari paralon berdiameter kurang lebih dari 5 cm.
f.)     Terakhir adalah pengeluaran briket dari cetakan dan pengeringan briket. Pada tahap pengeringan ini briket terlebih dahulu dikeringkan di suhu ruangan,, setelah itu baru menggunakan panas matahari

II.                ANALISA
         Dari percobaan yang kami lakukan dalam membuat briket arang kayu, kami melakukan beberapa kali kesalahan dalam pencampuran bahan antara bahan arang halus dan lem kanji. Pada percobaan pertama hasil yang di dapat masih jauh dari yang kami harapkan, bentuk briket masih lembek dan berair. Pada percobaan kedua ada perbedaan briket, yang pada awalnya bertekstur lembek menjadi lebih kering ini di karenakan pencampuran arangnya terlalu banyak. Pada percobaan ketiga kami menambah perbandingan lem kanji dan arang hasil yang di dapatkan lebih halus dan lebiih padat.

III.             KESIMPULAN
        Kesimpulan yang di dapat dari pembuatan briket arang kayu ini adalah pencampuran perbandingan antara arang dan lem kanji adalah 5 : 2 untuk mendapatkan briket yang halus dan padat, selain itu pengeringa dari briket itu sendiri harus diperhatikan dengan benar, pengeringan pertama adalah menggunakan suhu ruangan agar briket tidak mudah pecah. Fungsi dari briket arang ini adalah sebagai energi alternative pengganti minyak tanah atau sejenisnya.
 



Artikel Lainya